Memimpin Dengan Hati

 


Selamat pagi sobat, 

Tulisan dengan judul Memimpin Dengan Hati di cerita pagi kali ini sebenarnya sudah pernah saya posting di website YPTD : terbitkanbukugratis.id pada tanggal 18 Februari 2021. Namun saya beranggapan bahwa substansi dari isi tulisan ini masih sangat relevan dengan situasi sekarang ini dan apalagi kita akan memilih pemimpin di pemilihan Presiden yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang. 

Memimpin dengan hati sejatinya merupakan aktualisasi dari kepemimpinan Pancasila. Oleh karena itu, sebelum memahami makna dari memimpin dengan hati maka terlebih dahulu saya ulas apa yang dimaksud dengan kepemimpinan Pancasila.

Kepemimpinan Pancasila tidak lain adalah pelaksanaan dari nilai nilai yang terkandung dalam Sila pertamanya yaitu ketaqwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, saling menghargai dan menghormati dalam kehidupan beragama.

Kemudian di sila kedua terkandung Nilai Moral yaitu menghormati Hak Hak Asasi manusia, menghormati Nilai Nilai Kemanusiaan, bersikap adil dan bijak.

Selanjutnya di sila ketiga yaitu bersikap nasionalis dan patriotis, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Lalu di sila keempat yaitu mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam setiap pegambilan keputusan dalam berbagai masalah.

Dan yang terakhir di sila kelima yaitu mengutamakan keadilan, kebersamaan dan kesejahteraan sosial untuk bersama.

Seorang Pemimpin yang mampu menerapkan nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila maka sejatinya Pemimpin tersebut telah melaksanakan kepemimpinan Pancasila.

Aktualisasi kepemimpinan Pancasila tersebut harus disinergikan dengan sikap, perilaku dan sifat baik dari manusia yang sejatinya dimiliki oleh setiap manusia seperti : jujur dan adil, berbudi pekerti luhur, prasojo atau sederhana, memberi teladan, mentaati aturan, menghargai orang lain, mau dikoreksi/dikritik, bertanggung jawab, ikhlas.

Bagaimana seorang Pemimpin itu dapat melaksanakan prinsip saling menghargai kalau di hatinya masih berisikan sifat yang mau menang sendiri ?

Ketika kita punya hati yang bersih dan jauh dari sifat buruk manusia seperti angkuh, iri, dendam, mau menang sendiri, dengki, tamak dan takabur maka aktualisasi dari kepemimpinan Pancasila itu akan mengalir dengan sendirinya. 

Inilah makna yang saya sebut dengan memimpin dengan hati.

Contoh kecil saja, seorang Pemimpin harus berani mengakui perbuatannya jika perbuatannya itu salah dan mau menerima kritik, bukan malah cuci tangan dengan ucapan “tidak tahu”, “bukan urusan saya” atau dengan kata kata lain yang tidak mau mengakui perbuatan salahnya.

Seorang Pemimpin harus jujur bukan saja pada orang lain tapi jujur kepada dirinya sendiri. Dan tentunya kejujuran itu kelak harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Mengetahui.

Seorang Pemimpin yang mampu memimpin dengan hati niscaya akan dicintai oleh orang orang yang dipimpinnya. Karena Pemimpin tersebut senantiasa mengayomi, memberikan keteladanan dalam kejujuran, kebaikan dan mentaati aturan, selalu terbuka untuk menerima kritik, mampu memotivasi dan menyemangati orang orang yang dipimpinnya, memberikan dorongan untuk maju dan berprestasi.

Selayaknya seorang yan tengah dan akan memimpin di era sekarang ini mau melakukan intropeksi diri, sudahkah dirinya melaksanakan apa yang disebutkan di atas yaitu memimpin dengan hati ?

Biarlah waktu yang akan membuktikannya ..

Sobat, ijinkan saya menyampaikan sebuah pantun sebelum saya undur diri :

Film Anak Malaysia Namanya Ipin Upin

Jam Tayangnya Selalu Dinanti

Pilihlah Seorang Calon Pemimpin

Yang Mampu Memimpin Dengan Hati

*** 

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH

Depok, 30 Desember 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memilih Cover Buku Yang Spesial

Kilas Balik Dalam Menerbitkan Buku

Terbitkan Buku Di Bulan Juni 2024