Selamat jalan Nono Cantik ..

 


Selamat pagi sobat, 

Semalam (Senin, 25/12/2023) sekitar jam sebelas malam atau jam 23.00 WIB, kucing betina kesayangan kami yang bernama Nono telah meninggal dunia karena sakit. Si cantik Nono, begitu kerap saya memanggilnya meninggalkan enam anaknya, dua betina sudah beranjak dewasa (lahir 6 Agustus 2023) namaya Pudel dan Ciwa lalu empat jantan lainnya masih berusia tiga mingguan (lahir 30 November 2023) namaya Steven, Kevin, Stanley dan William. 

Nono sudah sakit tiga hari, gak mau makan dan di hari kedua kerap muntah. Kemarin badannya terlihat lemas. Mau kami bawa ke dokter yang biasa merawatnya namun sedang merayakan Natal. Kemudian kami coba merawatnya dengan memberinya obat anti muntah dan memberinya minum.

Siangnya Nono mau minum sendiri di tempatnya dan buang air kecil ke toilet. 

Nono, ibu kucing yang sangat sayang kepada keempat anaknya yang masih terbilang bayi. Meski badannya makin lemas, Nono masih menyusui keempat anaknya. 

Sore hari, saya sendirian di rumah karena istri harus pergi ke sebuah acara. Sementara anak saya, Riri sudah tinggal bersama suaminya di Perumahan Bukit Golf.

Malam hari sekitar jam 9, Nono masih menyusui anak anaknya di ruang depan. Setelah itu Nono menjauh dari anak anaknya duduk di bawah meja makan di ruang tengah ditemani saudaranya, Nunu yang hari itu entah kenapa Nunu tak mau main ke luar rumah. Agaknya Nunu sudah punya firasat akan ada sesuatu yang bakal terjadi atas saudaranya. 

Sekitar jam 9.30 malam saat saya turun dari tempat tidur, Nono sudah tergolek lemah di samping tempatku tidur. Sepertinya, sudah tak kuat lagi untuk meloncat ke atas tempat tidur.

Kemudian saya baringkan Nono di atas karpet kecil dan kepalanya saya beri alas kain tebal. 

Nafas Nono terdenga terengah engah, susah bernafas. Saya lalu berikan makanan lunak via pipet dan minum. Nono masih mau makan sambil memandang sayu ke saya. Nono bersuara lirih, seperti ada yang dikatakan kepada saya.

Beberapa menit kemudian, Nono semakin lemas. Makanan yang baru masuk dimuntahkan. Saya lalu mengganti karpet dan membersihkan badan Nono. Nafasnya semakin tersenggal, pandangan mata Nono nampak semakin sayu dan menerawang. 

Sepertinya Nono sudah tak kuat lagi, entah apa yang dirasakannya. Saya pun merasakan iba dan sedih melihat kondisi Nono. Saya tak tau harus berbuat apa selain menyemangatinya dan mengusap usap badan dan kepalanya. 

Di saat Nono dalam kondisi amat kritis, istri saya tiba di rumah. Saya mendengar Nono menarik nafas panjang. Saya berteriak kepada istri, Nono sudah meninggal. Istri bergegas masuk dan mendekat ke depan Nono di samping saya. Kami melihat Nono masih menggerakkan ekor dan kedua kaki belakang sambil memandang kami, Nono menarik nafas panjang lalu terkulai. Kami gerakkan badannya, Nono tidak bereaksi lagi. Nono sudah meninggal dunia .. 

Innalillahi Wainna ilaihi rojiun .. 

Beberapa menit berselang, anak kami Riri dan suaminya tiba di rumah. Riri merasakan kesedihan yang luar biasa, Riri menangis di depan Nono yang baru saja meninggal .. 

Kami semua begitu sedih harus berpisah dengan Nono. Seperti saat Nono kecil dulu, kini keempat anaknya juga kehilangan ibunya saat masih bayi. 

Kami berjanji pada Nono untuk merawat keenam anaknya dengan baik. 

Kami kembali mengingat saat saat Nono juga Nunu dan "papa" Gembul mulai tinggal bersama kami.

Gembul adalah nama yang kami berikan untuk seekor kucing liar yang berjenis kelamin jantan yang kerap datang ke rumah. Maklum di sekitar rumah kami ada seekor kucing betina yang kami beri nama Maung. Kisah Maung ini sudah pernah saya ceritakan di rubrik Ngeteh Morning tanggal 23 November 2021 dengan judul “Maung dan Kedua Anaknya”.

Gembul, nama ini diberikan oleh istri saya karena kucing jantan ini berbadan gemuk gempal dengan bulu loreng hitam dan ada sebagian warna putih.

Maung dan Gembul menjadi kerap ke rumah karena selalu diberi makan oleh anak dan istri saya.

Oleh anak kami Riri, kedua kucing ini spesial dibelikan makanan kucing yang basah dalam kaleng dan juga yang kering.

Gembul, kucing seberat hampir 5 kg ini bermata sipit dan selalu beratraksi menjatuhkan diri di depan kami dengan gaya yang lucu.

Berbeda perlakuan dengan Maung, Gembul kami bolehkan masuk dan main di dalam rumah sedangkan Maung hanya boleh di luar rumah saja.

Si Gembul ini kucing yang irit bicara dan akan bicara alias mengeong bila dia lapar sekali atau mau keluar rumah saat pintu dapur tertutup. Aong aong, begitu ucap Gembul kepada kami.

Sebagai kucing jantan, Gembul suka berkelahi. Suatu kali matanya terluka dan terlihat picek. Saat waktu lain, Gembul jalannya terpincang karena sebelah kakinya tergigit oleh lawan berkelahinya dan kadang pula terluka di bagian dekat kuping. Syukurlah semua luka yang dialami oleh Gembul sudah sembuh total. 

Singkat cerita, si kucing betina Maung kembali hamil untuk kali ketiga. Kemudian Maung melahirkan di atas loteng rumah kami. Setelah melahirkan, sekitar tiga minggu kemudian, Maung membawa anak anaknya ke depan pintu dapur rumah kami. Anak Maung ada tiga, lucu lucu. Kami memberikan tempat sebuah kardus dengan alas bekas handuk mandi agar ketiga anak kucing itu tidur tidak kedinginan saat malam tiba.

Oleh anak kami Riri, ketiga anak kucing itu diberi nama Nunu, Nono dan Nini. Nunu, berwarna loreng abu abu dan sebagian putih, Nono berwarna campuran hitam, oranye dan putih sedangkan Nini berwarna hitam dan putih.

Dua hari kemudian di pagi hari, kami tak lagi melihat Maung bersama anak anaknya. Hingga keesokan harinya, Maung tak kunjung kembali dan pergi entah kemana. Tentu saja, ketiga anak balita kucing itu mencari induknya, si Maung. Kami begitu iba dan mulai merawatnya dan memberinya makan dan minum.

Beruntung ada si Gembul yang ketika datang ke rumah seperti iba juga terhadap ketiga anak Maung itu. Gembul menyayanginya dengan menjilat jilat kepala dan badan anak anak bayi kucing itu. Sungguh sebuah pemandangan yang mengharukan buat kami yang melihatnya.

Beberapa hari berselang di pagi hari, kami tak mendapati anak kucing yang bernama Nini, entah pergi kemana. 

Kami berusaha mencarinya dengan bantuan petugas kebersugan yang bertugas di RT kami. Nini tetap menghilang entah ke mana.

Saat itu tinggallah Nunu dan Nono, dua kucing kecil yang lucu lucu. Terutama Nono yang bermata bulat bagai kelereng. Oleh tetangga sebelah rumah yang memang memelihara kucing ras, kami dipinjami kandang kucing agar Nunu dan Nono tidak ikut menghilang seperti saudaranya, Nini. 

Sejak hari itu, kami putuskan untuk memelihara Nunu dan Nono di rumah kani dan tentu saja bersama si Gembul yang bisa jadi adalah bapak dari kedua anak kucing itu.

Nunu dan Nono masuk kandang saat malam hari saja. Pagi, siang hingga malam sekitar jam 21.00 WIB, Nunu dan Nono bermain di belakang rumah yang terisolasi dari luar rumah. Anak saya membelikan segala keperluan buat kedua anak kucing tersebut.

Dua hari kami pelihara, Nono jatuh sakit dan tak mau makan. Istri dan anak saya segera membawa Nono juga Nunu untuk berobat ke dokter hewan yang kebetulan tinggal dan buka praktek di perumahan kami. Nono diberikan obat antibiotik dan makanan untuk menambah nafsu makan Royal Canin. Ongkos berobat buat krucil ini ternyata mahal juga. Namun sudah menjadi konsekuensi kami untuk merawat dan membesarkannya. Sayangnya tak ada BPJS buat hewan yak, hehehe ..

Menurut dokter, Nunu adalah kucing jantan sedangkan Nono adalah kucing betina. 

Sepasang anak kucing yang lucu lucu.

Tiga hari diobati, Nono kembali sehat, ceria dan lincah seperti halnya Nunu.

Nunu dan Nono juga kami ajari untuk pipis dan pup di kotak berisi pasir khusus untuk kucing. Kedua kucing kecil ini nampak pintar, cepat mengerti dan mau melakukannya.

Jadilah rumah kami dalam dua minggu terakhir ini menjadi semarak dengan kehadiran Nunu dan Nono dan tentu saja Gembul yang kini bila datang ke rumah dengan kepala dan badannya ditubrukan ke pintu dan berbunyi sehingga kami bisa mengetahui kalau Gembul datang. Ketiganya juga sudah bisa bermain di ruang keluarga kami. Nunu dan Nono terlihat begitu riang berlarian bak kecepatan cahaya dari suatu tempat ke tempat yang lain. Lucunya bila keduanya ingin pipis dan pup maka mereka segera berlari ke kotak pasir di ruang belakang sebagai toilet mereka.

Kemudian kami membelikan kandang yang besar untuk Nunu dan Nono dan selanjutnya kami mempunyai rutinitas untuk mengeluarkan dua kucing kecil itu dari kandangnya di pagi hari dan memasukkannya lagi ke kandang pada malam hari. Kami selalu menjaga kebersihan kedua kucing itu dengan segala sesuatunya yang sudah dipersiapkan oleh anak saya.

Badan Nunu dan Nono mulai terlihat berisi dan gempal dengan asupan makanan kucing sesuai arahan dokter “pribadi”nya.

Yang menarik, ketika saya sedang menulis artikel di tempat saya duduk di sudut sofa panjang di ruang keluarga, Nunu dan Nono bahkan Gembul selalu tergolek di sisi saya, bersantai kadang sampai tertidur pulas. Saya pun dijuluki Ayah para kucing oleh Riri anak kami.

Saat itu, kehadiran Nunu, Nono dan Gembul menjadi pembeda suasana di rumah kani dari sebelumnya. Ketiganya membuat kami merasa kangen bila tak melihat kehadirannya di ruang keluarga rumah kami. 

Selanjutnya, setelah Nono melahirkan dua anaknya lalu diikuti dengan empat anaknya beberapa bulan kemudian, rumah kami semakin ramai dengan kehadiran mereka dan menjadi salah satu hiburan kami bila berada di rumah.

Nono, kucing betina bermata bundar lucu dan berbulu halus dan lembut seperti layaknya kucing ras kini tak lagi bersama kami ..

Tak ada lagi, Nono yang kerap naik ke tempat tidur untuk membangunkan kami .. 

Tak ada lagi Nono yang merengek rengek lucu saat kami mau memberinya makan ..

Tak ada lagi Nono yang begitu manja dalam gendongan kami sambil menatap kami dengan mata berbinar bulat lucu dan ngangenin ..

Tak ada lagi Nono yang begitu manja saat meminta kami untuk menemaninya saat akan dan setelah melahirkan anak anaknya .. 

Tak ada lagi Nono yang duduk bersipuh menunggu kami makan di atas meja dan menanti bagiannya .. 

Kami merindukanmu, Nono ..


Selamat jalan Nono cantik .. 



Dokumen pribadi

Sobat, ijinkan saya menyampaikan sebuah pantun sebelum saya undur diri :

Mbak Windu Sukanya Bertanya

Tentang Cara Bisa Bertani

Ketika Nono Pergi Untuk Selamanya

Betapa Sedih Dan Pilu Hati Ini

*** 

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH

Depok, 26 Desember 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memilih Cover Buku Yang Spesial

Kilas Balik Dalam Menerbitkan Buku

Terbitkan Buku Di Bulan Juni 2024