Mandek
Selamat pagi sobat,
Mandek atau mandeg berarti berhenti. Kata mandek ini saya ambil sebagai judul artikel kali ini berkaitan dengan kegiatan saya dalam hal menulis puisi.
Berawal dari keinginan saya di awal bulan Juli 2024 untuk membuat 64 puisi dalam rangka mengenang Hari Ulang Tahun saya yang ke-64 di tahun 2025. Puisi puisi yang saya tulis nantinya akan saya publikasikan di Kompasiana dan selanjutnya akan saya abadikan dalam sebuah buku.
Buat saya, tak mudah untuk bisa membuat sebuah puisi karena butuh mood atau suasana hati yang nyaman dan waktu yang tepat.
Namun saya berusaha agar selalu bisa mendapatkan mood itu sehingga dapat melahirkan sebuah puisi.
Oleh karena itu, saya harus kembali mencobanya karena saya sudah pernah menerbitkan sebuah buku kumpulan dari 40 puisi di bulan Agustus 2023.
Pada tanggal 14 Juli 2024, puisi pertama dari 64 puisi yang ingin saya buat dapat saya publikasikan di Kompasiana dengan judul "Biarlah Sang Bulan Bicara". Hingga tulisan ini dibuat, puisi tersebut telah dibaca oleh 74 orang.
Puisi kedua, saya publikasikan pada tanggal 18 Juli 2024 dengan judul "Rindu Itu Tak Kan Pernah Hilang". Hingga tulisan ini dibuat, puisi tersebut telah dibaca oleh 107 orang.
Puisi ketiga, saya publikasikan pada tanggal 24 Juli 2024 dengan judul "Ternyata Hanya Mimpi". Hingga tulisan ini dibuat, puisi tersebut telah dibaca oleh 80 orang.
Kemudian puisi keempat, saya publikasikan pada tanggal 29 Juli 2024 dengan judul "Gemercik Air Di Kegelapan Malam". Hingga tulisan ini dibuat, puisi tersebut telah dibaca oleh 59 orang.
Puisi kelima, saya publikasikan pada tanggal 8 Agustus 2024 dengan judul "Masih Selalu Merindu". Hingga tulisan ini dibuat, puisi tersebut telah dibaca oleh 39 orang.
Dan puisi keenam, saya publikasikan pada tanggal 21 Agustus 2024 dengan judul "Dia Yang Dipinggirkan". Hingga tulisan ini dibuat, puisi tersebut telah dibaca oleh 60 orang.
Dari enam puisi yang sudah saya publikasikan di Kompasiana, total sebanyak 419 orang yang sudah melihat/membaca dan untuk pemula seperti saya sudah bisa dikatakan lumayan.
Alhamdulillah ..
Namun setelah puisi keenam, saya tak lagi dapat mempublikasikan puisi selanjutnya di Kompasiana. Masih tersisa 58 puisi lagi untuk bisa menggenapkan jumlah 64 puisi. Bukan perkara yang mudah untuk bisa sampai di puisi ke-64.
Banyak sebab, salah satunya ya itu belum dapat mood yang nyaman dan tepat untuk bisa merangkai kata dalam sebuah puisi.
Jadilah keinginan itu mandek hingga tulisan ini dibuat. Namun saya memastikan mandeknya hanya untuk sementara saja karena di saat yang tepat maka keinginan itu harus bisa berlanjut dan dapat diwujudkan di tahun 2025.
Insya Allah ..
Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang ..
Sobat, ijinkan saya menyampaikan sebuah pantun sebelum saya undur diri :
Sinar Bulan Itu Meredup
Terhalang Pepohonan Ditanjakan
Tak Ada Yang Tak Mungkin Dalam Hidup
Asal Tak Lelah Diperjuangkan
***
Selamat beraktivitas ..
Salam sehat ..
NH
Depok, 18 November 2024

Komentar
Posting Komentar