Mengenang Saat Memimpin Sidang Di Kongres Pemuda/KNPI VIII 1996 Selama 14 Jam

 


Selamat pagi sobat, 

Semalam, saya membaca beberapa berita di media online  tentang Kongres PDI Perjuangan yang menurut rencana bakal digelar pada bulan April 2025 mendatang. 

Banyak isu dan rumor yang beredar di jagad media online maupun media sosial jelang pelaksanaan Kongres Partai pemenang Pemilu Legislatif tahun 2024 tersebut. Akankah sang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri akan kembali memimpin Partai berlambang Banteng Moncong Putih ini. Ataukah akan akan muncul Ketua Umum baru yang bakal memimpin PDI Perjuangan untuk lima tahun ke depan.

Menarik memang untuk terus disimak.

Kata Kongres itu yang membawa ingatan saya saat didapuk menjadi Pimpinan Sidang. 

Oleh karena itu di artikel hari ini saya jadi ingin berbagi kisah ketika saya menjadi Pimpinan Sidang di acara Kongres Pemuda/KNPI VIII yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur dari tanggal 28 Oktober s/d 4 November 1996.

Dalam persiapan Kongres Pemuda/KNPI VIII 1996 tersebut saya mendapat mandat sebagai Sekretaris SC (Steering Comittee) mendampingi Ketua SC bung Fachry Andi Laluasa (sudah Almarhum).

Setelah acara Kongres Pemuda/KNPI VIII yang saat itu dibuka secara resmi oleh Presiden Suharto di Balai Sidang Senayan maka acara Kongres Pemuda/KNPI VIII dilanjutkan di Aula Asrama Haji, Pond Gede Jakarta Timur dengan acara Sidang Paripurna I yang dipimpin oleh Ketua dan Sekretaris SC dengan agenda utama yaitu pengesahan jadwal acara Kongres, pembahasan dan penetapan Tata Tertib Kongres lalu pemilihan dan penetapan Pimpinan Sidang Kongres.

Sidang Paripurna I baru dimulai setelah makan siang sekitar jam 14.00 WIB.

Membahas agenda yaitu Tata Tertib Kongres seperti yang pernah saya ikuti di acara Kongres Pemuda/KNPI sebelumnya biasanya berlangsung cukup lama dan berjalan alot, tensi tinggi dan terutama saat pembahasa yang menyangkut pasal pasal krusial seperti peserta Kongres, pemegang hak suara dan tata cara pemilihan Ketua Umum.

Seperti yang sudah saya duga ternyata benar benar terjadi, Sidang Paripurna I yang mulai membahas Tata Tertib Kongres berlangsung alot dan dihujani dengan interupsi dari peserta sidang.

Sidang Paripurna I berulang kali diskors selain untuk isoma juga untuk dilakukan lobby dengan peserta sidang.

Setelah solat magrib dan makan malam, Sidang Paripurna I kembali dilanjutkan dan situasi semakin panas. Kami berusaha keras untuk mendengarkan usulan dari peserta sidang namun juga harus bersikap tegas ketika ada peserta sidang yang memaksakan kehendak.

Situasi sempat kurang kondusif ketika buku panduan sidang sempat dilemparkan oleh salah seorang peserta sidang ke meja Pimpinan Sidang sehingga sidang harus diskors dan panitia segera keamanan menarik keluar peserta sidang yang bertindak di luar kepantasan.

Hingga jam 24.00 WIB, Sidang Paripurna I belum juga berakhir dan terus dilanjutkan. 

Pembahasan masih berkutat di pasal pasal krusial. Kami tetap sabar untuk menampung usulan dan menyempurnakan pasal pasal yang diperdebatkan.

Kami tidak merasakan lelah apalagi mengantuk karena harus tetap fokus dan konsen untuk menuntaskan Tata Tertib Kongres.

Lewat tengah malam, peserta Kongres jumlahnya memang berkurang namun 
perwakilan setiap peserta dari DPD (Dewan Pengurus Daerah) Tingkat I dan OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) tetap hadir. 

Tata Tertib Kongres akhirnya dapat diselesaikan dan ditetapkan sekitar jam 04.00 WIB. Kemudian Sidang Paripurna I dilanjutkan untuk memilih dan menetapkan 
Pimpinan Sidang Kongres. Acara ini berjalan tanpa hambatan dan dapat ditetapkan sekitar jam 04.35 WIB. Kemudian Ketua SC selaku Pimpinan Sidang Paripurna I 
menutup Sidang Paripurna I dengan ketukan palu sebanyak tiga kali.

Sidang Paripurna I tak terasa telah berjalan sekitar 14 jam diseling rehat isoma dan lobby.

Selanjutnya Sidang Paripurna II akan berlangsung jam 08.00 WIB. Itu berarti, kami hanya punya waktu sekitar 3 jam untuk kembali ke ruang sidang.

Saya merasa lega dan barulah badan terasa lelah dan mata mengantuk. Saya dan 
bung Fachry lalu beristirahat di hotel Pencak Silat dekat TMII (Taman Mini Indonesia Indah).

Saya sudah terbangun sekitar jam 07.00 WIB meski badan masih terasa lelah dan masih mengantuk lalu bersiap menuju ke ruang sidang. Namun bung Fachry ijin untuk tidak ikut karena terlihat kelelahan dan meminta saya untuk menyerahkan palu sidang 
kepada Pimpinan Sidang Kongres yang bakal memimpin sidang sidang hingga Kongres 
Pemuda/KNPI VIII berakhir.

Saya bersama Sekjen DPP KNPI saat itu mas Mujib Rohmat menuju ruang sidang. Di 
sana sudah hadir Ketua Umum DPP KNPI mas Tubagus Haryono, kanda Syukur Sabang (sudah Almarhum) dan bung Hamzah Sangaji.

Ketua Umum mas Tubagus Haryono lantas menunjuk kanda Syukur Sabang dan saya sebagai perwakilan DPP KNPI untuk menjadi Pimpinan Sidang Kongres.

Saya yang awalnya berniat setelah menyerahkan palu sidang kepada Pimpinan Sidang Kongres akan segera kembali ke hotel Pencak Silat untuk melanjutkan tidur menjadi gagal total karena mendapat amanah yang tidak bisa saya tolak.

Itulah kisah saya saat memimpin Sidang Paripurna I Kongres Pemuda/KNPI VIII tahun 1996 yang berlangsung secara maraton dengan suasana panas.

Semoga bermanfaat ..

Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang ..



Dokumen pribadi

Sobat, ijinkan saya menyampaikan sebuah pantun sebelum saya undur diri :

Bila Pohon Mangga Banyak Tumbuh Benalu

Hendaknya Harus Segera Ditangani

Bila Mengingat Kenangan Indah Masa Lalu

Bahagia Rasa Hati Ini


*** 

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH

Depok, 23 Januari 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikmati Wedang Uwuh

Liga 2 : Persiraja Taklukkan FC Bekasi City 2-1

Mengenal Sosok KOWAL Yang Gemar Menulis