Merawat Nogo Sui, Batu Berdarah Dari Sungai Klawing


Selamat pagi sobat,

Di pagi hari yang cerah ini saya mengangkat topik tentang Merawat Nogo Sui, Batu Berdarah Dari Sungai Klawing.

Kemarin pagi (Sabtu, 24/07/2021), mumpung Matahari bersinar begitu cerah dan menyinari teras rumah saya maka saya sempatkan salah satu batu akik dari koleksi saya yaitu batu Nogo Sui untuk dijemur di terik Matahari.

Sebelum saya jemur, batu Nogo Sui yang sudah berbentuk cincin ukuran jumbo, saya olesi dengan minyak zaitun agar batu Nogo Sui terhindar dari retak.

Saya mendapatkan batu Nogo Sui ini awalnya masih dalam bentuk bongkahan batu. Saat itu, hari Rabu, 12 September 2018, saya menemukan sebuah lapak online yang berdomisili di Purbalingga, Banyumas Jawa Tengah, menjual aneka batu akik yang berasal dari daerah Banyumas terutama yang terdapat di sungai Klawing. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah bongkahan batu Nogo Sui. Bongkahan batu Nogo Sui yang merupakan jenis batu Jasper ini memiliki warna dasar hijau tosca dan ada bercak bercak warna merah yang menyerupai warna merah darah. 

Bongkahan batu Nogo Sui ini terlihat keindahan dari motif batunya. Terbayang bila bongkahan batu Nogo Sui ini dibuat sebuah batu cincin maka tentu saja setelah di GOSPOL (GOSok dan POLes) akan menjadi body glass dan terlihat semakin indah dipandang mata.

Saya pun memutuskan untuk membeli bongkahan batu Nogo Sui di lapak online tersebut.

Tiga hari berselang dengan menggunakan jasa pengiriman barang, bongkahan batu Nogo Sui sudah berada di tangan saya dan ternyata bongkahan batu Nogo Sui tersebut lumayan besar hampir sekepal tangan saya dan tak seperti yang saya bayangkan semula.

Beberapa hari kemudian, saya membawa bongkahan batu Nogo Sui tersebut ke tempat pembuatan batu cincin di Pasar Segar Depok. Dedi, nama sang pengrajin pembuatan batu cincin sudah ready untuk membuat sebuah batu cincin Nogo Sui. Dedi dan saya “berembug” lebih dahulu untuk menentukan bagian dari bongkahan batu Nogo Sui yang memiliki motif paling baik terutama motif bercak bercak warna merahnya.

Sekitar satu jam lebih, batu Nogo Sui sudah terpasang di cincin perak berdimensi 25 mm x 18 mm. Batu cincin Nogo Sui hijau tosca ini selain body glass juga terlihat tembus cahaya sinar lampu senter dan tentu saja adanya motif bercak bercak merah yang begitu menarik pandangan mata yang melihatnya.

Menurut informasi yang  saya baca di beberapa media online,  Batu Nogo Sui oleh banyak pecinta batu akik dinamakan Blood Stone atau Batu Berdarah. Batu Blood Stone banyak ditemukan di daerah Benua Amerika seperti Brazil, Amerika Serikat kemudian di India dan Australia. Di Indonesia sendiri bongkahan batu Nogo Sui banyak ditemukan di sekitar lereng Gunung Slamet terutama di sungai Klawing, Purbalingga, Banyumas Jawa Tengah. Salah satu yang paling dikenal yakni jenis batu Nogo Sui yang merupakan ciri khas dari sungai Klawing.

Selanjutnya menurut ahli bebatuan, ciri ciri batu Nogo Sui adalah sebagai berikut :

1. Warna yang didominasi oleh warna hijau (tosca) sekitar 80%.

2. Warna hijau batu Nogo Sui dapat tembus cahaya bila disorot lampu.

3. Kemiripan batu seperti warna batu akik Pancawarna.

4. Memiliki tingkat kekerasan sekitar 6-7 skala mohs.

5. Warna bercak merah seperti warna merah darah.

Selain sudah menjadi sebuah batu cincin, masih ada sisa bongkahan batu Nogo Sui terdiri dari beberapa bongkahan yang cukup besar dan nantinya masih bisa dibuat beberapa batu cincin dalam ukuran besar. Bongkahan bongkahan batu Nogo Sui tersebut, sesampai di rumah lalu saya rendam dengan air hujan agar warna yang terdapat dalam bongkahan batu Nogo Sui tersebut bisa terlihat lebih indah terutama bercak bercak merahnya bisa menjadi lebih pekat.

Sedangkan batu cincin Nogo Sui, saya merawatnya dengan mengolesi minyak zaitun pada permukaan batu Nogo Sui tersebut. Selain itu, saya menggosoknya dengan menggunakan kulit binatang pada bagian permukaan batu Nogo Sui. Hal ini bertujuan agar komposisi motif dan juga warna batu Nogo Sui tersebut tidak berubah menjadi pucat dan tetap terlihat cantik, licin serta mengkilap.

Kemudian saya menyimpan batu cincin Nogo Sui di tempat yang sejuk dan juga memiliki ventilasi udara yang cukup. Konon hal ini bertujuan agar motif pada batu Nogo Sui tidak berubah.

Keindahan batu Nogo Sui yang seolah seperti batu yang berdarah patut disyukuri sebagai salah satu bentuk keagungan dari ciptaan Tuhan Yang Maha Menciptakan ..

Subhanallah ..

Saya tutup tulisan ini dengan sebuah pantun :

Bocah Kecil Itu Lari Terbirit Birit Dikejar Anjing

Yang Marah Karena Dilempar Batu Bata

Rawatlah Batu Nogo Sui Dari Sungai Klawing

Agar Tetap Terlihat Indah Dipandang Mata

Sobat, saatnya saya undur diri ..

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH 

Depok, 25 Juli 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memilih Cover Buku Yang Spesial

Kilas Balik Dalam Menerbitkan Buku

Terbitkan Buku Di Bulan Juni 2024