Kue Rangi Dan Walikota Depok

 

Selamat pagi sobat, 

Kue Rangi selalu mengingatkan saya saat mendampingi Walikota Depok DR. H. Nurmahmudi Ismail ketika berkunjung ke Perumahan tempat saya tinggal untuk melakukan peninjauan ke lokasi bencana tebing longsor di RT 7 dan kali Kupet yang melintas di sisi Perumahan. 

Kunjungan Walikota Depok itu terjadi pada tanggal 14 Mei 2013 dan saat itu saya tengah menjabat sebagai Plt Ketua RW 13 yang menaungi Perumahan tempat saya tinggal. Pak Nurmahmudi, begitu saya memanggil Walikota Depok, datang bersama rombongan menggunakan bus. 

Setelah melakukan peninjauan di lokasi tebing longsor dan menyusuri kali Kupet, pak Nurmahmudi dan rombongan pun pamit untuk kembali ke Balaikota Depok dengan menggunakan bus yang sudah siap di depan gerbang Perumahan. Pak Nurmahmudi dan rombongan menyempatkan foto bersama saya dan beberapa pengurus RW 13. 

Ketika pak Nurmahmudi sudah naik ke dalam bus, mendadak beliau turun lagi dan menghampiri penjual kue Rangi yang gerobak dorongnya tak jauh dari bus yang diparkir.

Pak Nurmahmudi nampaknya tertarik untuk membeli kue Rangi dan sambil menunggu kue Rangi matang, beliau sempatkan berbincang bincang dengan penjual kue Rangi. Suasana obrolan antara pak Nurmahmudi dan penjual kue Rangi penuh canda tawa sehingga membuat saya dan pak Camat Sukmajaya yang mendampingi beliau ikut tertawa lebar. 

Setelah kue Rangi matang lalu pak Nurmahmudi membayar sendiri dan sambil membawa kue Rangi, beliau pamit kepada saya dan pak Camat Sukmajaya kemudian beliau naik ke dalam bus. 

Sesaat kemudian, bus pun berjalan menuju ke jalan Tole Iskandar untuk kembali ke Balaikota Depok. 

Itulah sepenggal kisah kenapa saya selalu mengingat kue Rangi karena ada kejadian unik yang saya alami saat menjadi Plt Ketua RW 13 di Perumahan tempat saya tinggal beberapa tahun silam.

 


Foto Dokumen pribadi

Saya masih ingat, setelah kunjungan pak Nurmahmudi di Perumahan tempat saya tinggal, penjual kue Rangi saya minta untuk masuk berjualan di dalam Perumahan. Saya pun sempat membelinya beberapa kali. Namun berselang enam bulan, penjual kue Rangi tak lagi terlihat berjualan di dalam Perumahan dan saya tak tau apa sebabnya. 

Tentu sobat ada yang penasaran tentang kue Rangi ini. Seperti yang saya tau, kue Rangi atau disebut juga Sagu Rangi adalah salah satu kue tradisional Betawi. Kue ini terbuat dari campuran tepung kanji (orang Betawi biasa menyebutnya tepung sagu) dengan kelapa parut yang dipanggang dengan cetakan khusus di atas tungku api kecil dan ditutup agar cepat matang. 

Seperti yang saya baca di wikipedia.org bahwa penamaan kue Rangi berasal dari singkatan digaRAng waNGI. Hal ini dikarenakan terdapat proses menggarang yang merujuk kepada proses memasak tanpa minyak dan menggunakan bara api dari kayu. Proses memasak ini yang membuat kue Rangi terasa gurih dan baunya wangi. 

Tepung yang digunakan adalah tepung sagu aren agar menghasilkan kue Rangi yang kenyal. Proses memasak tanpa minyak ini dikarenakan kelapa parut yang ditambahkan akan menghasilkan minyak sendiri dan santan kental yang akan menyatukan adonan kue Rangi. 

Kini penjual kue Rangi sudah sulit saya temukan lagi di daerah tempat saya tinggal. Kue Rangi bisa jadi sudah menjadi makanan langka yang tinggal kenangan saja .. 

Sobat, ijinkan saya menyampaikan sebuah pantun sebelum saya undur diri :

Mpok Midah Suka Lalapan Daun Kemangi

Apalagi Ditambah Daun Sawi

Nikmatnya Makan Kue Rangi

Makanan Khas Orang Betawi

*** 

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH

Depok, 28 Januari 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memilih Cover Buku Yang Spesial

Kilas Balik Dalam Menerbitkan Buku

Terbitkan Buku Di Bulan Juni 2024