Menyimpan Kalkulator Jadul

 


Selamat pagi sobat, 

Bedol Buku dan File seperti yang saya ungkapkan dalam artikel sebelum ini sudah selesai saya lakukan. Namun selain puluhan buku dan setumpuk file yang harus dipindahkan ke ruang yang lain, juga terdapat dokumen yang tersimpan di dalam puluhan keping CD (Compact Disc).

Beruntung saya masih menggunakan laptop lama yang ada CD Romnya untuk membuka dokumen yang tersimpan dalam CD. Oleh karena itu, saya harus memindahkan dokumen dalam CD ke hard disk di laptop atau di flasdisk dan selanjutnya keping CD bisa saya musnahkan untuk menghemat ruang penyimpanan.

Untuk memindahkan dokumen di dalam CD ke laptop atau flashdisk butuh waktu juga apalagi ada beberapa CD yang sudah tak bisa dibuka lagi sehingga dokumen yang tersimpan pun tak bisa saya selamatkan. Sayang sekali.

Selain puluhan keping CD, anak saya juga menyerahkan dua buah kalkulator milik saya yang sudah tak digunakannya lagi. Dua kalkulator itu menyimpan banyak kenangan bagi saya. Kalkulator yang ukurannya kecil adalah kalkulator yang dibelikan oleh orang tua saya dan sudah saya gunakan sejak masih duduk di bangku SMA di tahun 1978 hingga tahun 1980 dan selama saya gunakan saat kuliah di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia di tahun 1980 hingga tahun 1987.

Kalkulator tersebut menjadi alat hitung yang sangat penting bagi saya karena saat itu saya kuliah di jurusan Matematika yang banyak menggunakan kalkulator terutama saat mengerjakan soal soal yang berkaitan dengan statistik. 

Kalkulator yang menggunakan empat batere itu masih berfungsi dengan baik dan tentu saja akan terus saya simpan sebagai kenangan yang tak terlupakan. 

Kemudian kalkulator yang satu lagi dengan ukuran yang lebih besar memiliki feature yang jauh lebih modern dan lebih lengkap dibandingkan dengan kalkulator yang lebih kecil namun kalkulator ini tak pernah saya gunakan. Yang membuat kalkulator ini menjadi barang kenangan adalah kalkulator ini saya peroleh dari door prize dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh Universitas Gunadarma di tahun 2004. 

Saya tak menyangka akan dapat door prize utama karena saat itu saya sudah berada di luar ruang seminar untuk pulang sementara di dalam ruang seninar masih ada acara pembagian door prize. 

Saya masih mendengar nomor door prize terakhir yang diucapkan oleh pembawa acara. Sambil menanti lift terbuka, saya masih mendengar nomor yang diucapkan berulang ulang oleh pembawa acara. Karena penasaran, saya tergerak untuk melihat potongan kertas di saku baju yang diberikan kepada saya di saat registrasi. Kaget juga, ternyata nomor yang tertulis di kertas sama seperti yang disebutkan oleh pembawa acara.

Saya pun bergegas masuk lagi ke ruang seminar dan berjalan ke depan untuk mengambil door prize. Saya ingat door prize  diserahkan langsung oleh Wakil Rektor III bapak DR. Irwan Bastian. 

Di masa itu kalkulator yang saya dapat dari door prize terbilang canggih. Saya jadi penasaran juga berapa harga kalkulator itu. Kebetulan beberapa waktu kemudian, saya melihat di toko buku Gramedia menjual kalkulator yang sama seperti yang saya peroleh dari door prize. Di masa itu, harganya lumayan mahal, sekitar 600 ribu rupiah. 

Kalkulator yang menggunakan batere dan cahaya matahari/lampu itu juga masih berfungsi dengan baik dan akan terus saya simpan sebagai kenangan yang tak terlupakan. 

Saya bersyukur kehadirat Allah Subhannahu Wa Ta'ala bahwa saya masih diberi kesempatan untuk bisa merawat barang yang pernah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya. 

Alhamdulillah ..

Sobat, ijinkan saya menyampaikan sebuah pantun sebelum saiiya undur diri :

Wak Edong Tengah Berlibur Ke Bengkulu

Dia Tak Pernah Lupa Minum Jamu

Jaga Dan Rawatlah Selalu

Barang Yang Menjadi Kenangan Indahmu


*** 

Selamat beraktivitas ..

Salam sehat ..

 

NH

Depok, 8 Juni 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memilih Cover Buku Yang Spesial

Kilas Balik Dalam Menerbitkan Buku

Terbitkan Buku Di Bulan Juni 2024